Pencipta tari thengul adalah Joko Santoso dan Ibnu Sutowo. Tercatat, pertama kali tarian ini dipentaskan yaitu pada Festival Tari Tradisional dalam pekan Budaya dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur di tahun 1991. Sejak saat itu, tari thengul menjadi ikon budaya Bojonegoro.
Tarian ini diciptakan sebagai upaya pelestarian untuk mengangkat kembali kebudayaan wayang thengul yang dikhawatirkan punah dan hilang di generasi mendatang. tercipta pula beberapa tarian lain yang bersumber dari tarian ini seperti geyeran, tsindir thethengulan, serta golek thengul.
Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan kesenian ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
Pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengadakan Thengul International Folklore Festival (TIFF), yang mendatangkan delegasi internasional dari negara Polandia, Bulgaria, Meksiko, dan Thailand.
Festival ini juga berhasil menyabet rekor MURI sebagai pemrakarsa dan penyelenggara Tari Thengul dengan peserta terbanyak, yaitu sebanyak 2.050 orang, yang berasal dari berbagai sekolah di lingkup Bojonegoro.
Lalu, di tahun yang sama, tarian ini menjadi salah satu penampil pada perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia ke-74. Sebanyak 250 penari Thengul yang didatangkan langsung dari berbagai SD, SMP, dan SMA di Bojonegoro tampil di Istana Negara.
Oleh: Fernanda Tona P.
Posting Komentar